Sejak awal abad ke 16, yaitu saat kerajaan Pajang masih
berkuasa di sini, masyarakat Laweyan sudah menekuni seni membatik. Asal kata
laweyan sendiri adalah dari kata lawe, yaitu bahan baku tenun yang dihasilkan
daerah-daerah dalam lingkup kerajaan Pajang tersebut. Sampai sekarang, seni batik yang tadinya hanya
dikuasai oleh juragan batik itu ditekuni oleh masyarakat lokal. Eksistensi
kawasan ini sebagai sentra batik dimulai dari saat Kyai Ageng Henis, yang
merupakan sesepuh raja-raja Mataram Islam, mulai menghimbau para santrinya
untuk mempelajari keahlian seni membatik.
Wilayah ini kini sudah ditetapkan sebagai salah satu
cagar budaya pada Januari 2010 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Sampai sekarang pun Anda masih bisa melihat dan menyaksikan sisa-sisa kejayaan
tempat ini sebagai salah satu sentra industri batik paling berjaya di tanah
Jawa. Para wisatawan yang biasanya menginap di beberapa hotel Solo, baik
wisatawan domestik maupun mancanegara sangat tertarik dengan hal yang satu ini.
Selain nilai seni dan budaya yang tinggi dengan
peninggalan kerajinan membatiknya, tempat ini juga banyak mempunyai warisan
benda yang bersifat fisik, antara lain makam Kyai Ageng Henis, bunker yang
menghubungkan rumah satu saudagar batik dengan lainnya, dan sempat digunakan
sebagai tempat persembunyian ketika masih dalam masa penjajahan Belanda, rumah
kediaman dari Tjokrosoemarto yang berjasa memasarkan batik ke seluruh Nusantara
sampai ke luar negeri dan kini sudah menjelma sebagai Museum Batik Indonesia,
serta Museum dan Makam dari K. H. Samanhoedi, tokoh pergerakan nasional yang
mendirikan Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905. Ada juga beberapa tempat yang
bisa Anda tengok yang tadinya adalah pasar yang sangat ramai dan menjadi
penyokong perdagangan batik di Solo.
Untuk tujuan lainnya dalam wisata budaya di Solo, jangan
lewatkan kesempatan untuk melihat Museum Batik Danar Hadi, yang menampilkan
berbagai motif batik dan batik-batik dari berbagai teknik pembuatan yang
berbeda. Anda juga dapat mempelajari teknik-teknik pembuatan batik yang berbeda
ini. Sementara itu, Museum Sasono
Sewoko, yang terletak di dalam Kraton Surakarta, merupakan pilihan yang tepat
bila Anda tertarik dengan dunia kerajaan dan peninggalan-peninggalan penting
dari kerajaan ini. Pilihan lainnya adalah Museum Radya Pustaka, yang terletak
di komplek Taman Sriwedari di Jalan Slamet Rahardjo. Museum ini adalah museum
tertua di Indonesia. Di dalamnya, Anda bisa melihat berbagai koleksi yang
mempunyai nilai sejarah tinggi: mulai dari arca batu dan perunggu dari zaman
kerajaan Hindu dan Buddha, berbagai figur tokoh wayang, seperangkat peralatan
gamelan yang terbuat dari bambu, sampai koleksi senjata tradisional seperti
keris kuno. Dan mudahnya lagi, semua lokasi di atas tidak jauh keberadaannya
dari beberapa hotel Solo yang terkenal.
Artikel ditulis oleh tim penulis GoIndonesia.com
Terima kasih telah membaca artikel tentang Wisata Seni & Budaya di Solo di blog hotel murah info dan tempat wisata jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.