Hotel Medan kian menjamur, sehingga membantu para
wisatawan yang datang ke Kota Medan. Apalagi harganya terjangkau, pasti hotel
Medan menjadi rebutan pelancong yang ingin menginap beberapa hari di Medan.
Dengan adanya hotel murah di Medan, akomodasi di Kota Medan kian lengkap.
Mungkin wisata kuliner, belanja dan alam di Kota Medan yang
terletak di sekitar hotel Medan menjadi hal yang lumrah dilakukan. Bagaimana
dengan wisata religinya? Kota Medan yang memiliki beragam etnis dan agama ini
terlihat menjalin kerukunan yang baik dengan berdirinya masing-masing tempat
ibadah di Kota Medan. Apa saja yang dapat dikunjungi untuk wisata religi kali ini?
Berikut ulasannya.
Masjid
Raya Al Mahsun Medan
Masjid yang menjadi lambang Kota Medan ini dibangun
oleh Sultan Makmun Al Rasyid dan dirancang oleh Dengimans dari Belanda, dengan
gaya Moorish, pada tanggal 21 Agustus 1906. Bentuknya oktagonal dan memiliki
kubah sebanyak lima buah dengan warna putih dan berkesan menakjubkan. Masjid
terindah ini memiliki nilai budaya, sejarah dan terbesar di Sumatera Utara,
yang dapat menampung 1.500 jemaah untuk melaksanakan sholat setiap hari dan banyak
dikunjungi turis dari berbagai negara di dunia.
Berjarak 200 meter dari Istana Maimoon, tempat ini
sangat mudah dijangkau. Masjid Raya ini berlokasi di Jalan Sisingamangaraja
Medan dan dekat dengan Pusat Belanja, hotel Medan dan berhadapan dengan Taman
Sri Deli.
Gereja
Lama
Gereja Immanuel merupakan gereja tertua di Medan.
Lokasinya di Jalan Diponegoro dan dibangun pada tahun 1921. Gereja ini masih
digunakan oleh umat Kristiani untuk kebaktian pada hari Minggu dan hari lainnya,
seperti upacara pernikahan dan Misa Natal. Gereja ini dapat menampung sekitar
500 umat Kristiani untuk mendengarkan kotbah pendeta.
Arsitektur bangunan yang bergaya renaissance masih
dipertahankan dengan interior kayu pada bagian dalamnya. Begitu pula gantungan
lampu pada langit-langit, altar, mimbar khotbah, dan kursi jemaat yang masih
terpelihara dan tetap menghiasi bangunan gereja. Uniknya, pada bagian menara
terdapat jam dan sebuah lonceng buatan Belanda tahun 1922. Bila jarum panjang
berada di posisi angka 12, bandul lonceng ini berdentang secara otomatis,
memecah keheningan Kota Medan sejauh tiga kilometer. Sayangnya, kini jam ini
tidak dapat lagi berdentang lagi.
Vihara
Gunung Timur
Vihara Gunung Timur dikenal sebagai vihara tertua di
Kota Medan. Vihara ini didirikan oleh umat Budha pada tahun 1962 dari sumbangan
selama bertahun-tahun. Umumnya umat Budha bersembahyang ke vihara ini setiap
hari. Namun, acara ritual agama Budha seperti memperingati hari ulang tahun Sidharta
Gautama dilakukan di vihara ini, pada tanggal 4-15 setiap tahunnya. Lokasinya
terletak di Jalan Hang Tuah, sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan
berada di sisi Sungai Babura.
Kuil
Hindu Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Kota
Medan, dibangun dan dipersembahkan
untuk Dewi Mariamman pada tahun 1884 oleh umat Hindu. Kuil ini berada di Jalan
Zainul Arifin, umumnya didatangi umat Hindu untuk bersembahyang setiap pagi. Selain
itu, digunakan juga untuk perayaan Depavali dan perayaan Panen Padi.
ditulis oleh GoIndonesia.com
Terima kasih telah membaca artikel tentang Potret Kerukunan Beragama di Kota Medan di blog hotel murah info dan tempat wisata jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.